Manusia tidak bisa terlepas dari bantuan orang lain, dan hidup butuh kompetisi agar dunia mencapai titik peradaban tertinggi dan keseimbangan-nya itulah ungkapan yang sering kita dengar sehari-hari, namun hal ini perlu di kritik bahkan di perbaiki. saat ini kita rasakan di dalam lingkungan masyarakat hingga lingkungan terkecil pertemanan kita sehari-hari, Ada situasi dan kondisi dimana individu di paksa ikut berkompetisi dengan individu lain yang di payungi oleh wadah atau sistem berubentuk rank, mencari terbaik di antara yang terbaik, banyak standar penilaian yang dipakai berupa moral dan etika yang tentunya hanya menguntungkan si pemenang.
Hal ini menyebabkan dikotomi pintar-bodoh,rajin-malas,kuat- lemah menjadi terpolarisasi, menciptakan kelompok/kelas baru terutama di bidang pendidikan, hal ini dapat menciptakan bibit-bibit penindas di masa depan. Menurut Deaux, Dane, & Wrightsman (1993), kompetisi adalah aktivitas mencapai tujuan dengan cara mengalahkan orang lain atau kelompok. Individu atau kelompok. yang memilih berkompetisi tergantung dari struktur reward di dalam suatu situasi.Kemudian menurut Abraham Maslow dalam bukunya yang berjudul Hierarchy of Needs menggunakan istilah aktualisasi diri (self actualization) sebagai kebutuhan dan pencapaian tertinggi seorang manusia. Diantara kebutuhan tersebut adalah Kebutuhan terhadap penghargaan (esteem), ia menyatakan keinginan seseorang untuk penilaian yang baik dari orang lain serta ingin dihormati.
Seringkali sistem ini mengagung-agungkan kepintaran dan kecerdasan otak manusia yang mengakibatkan seseorang menjadi sombong atas kemenangan nya dalam kompetisi dan tidak heran kelak akan menjadi penindas didalam hirarki yang ia duduki. Di masa mendatang orang ini dapat menjadi penguasa korup hingga kehilangan rasa empati terhadap rakyat dan kelas pekerja. Semua pencapaian pribadi diperoleh dengan segala macam cara bahkan membohongi diri sendiri untuk merasa di akui oleh orang lain. kelas baru yang terbuang/kalah dalam di labelkan bodoh,malas dan lemah, hal ini menyebabkan menjadi manusia gagal yang penuh dosa tidak pantas hidup di muka bumi, akibat merasa tidak berguna, individu mengalami gangguan mental psikologis seperti depresi. Anarki melemparkan jauh hal hirarki dan sistem kompetisi yang menindas, karena manusia dapat bekerjasama(mutual aid) secara sukarela dan tanpa yang mengaturmu secara paksa.
Penulis : Animal-Code
Diterbitkan oleh : Apepi Chitons
Hubungi kami : facebook.com/bombthepalace
http://instagram.com/bombthepalace
Chitons@autistici.org